Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Gerindra Siapkan Empat Tokoh Ini untuk Pilkada DKI
Pemerintahan
8 jam yang lalu
Gerindra Siapkan Empat Tokoh Ini untuk Pilkada DKI
2
PSM Makassar dan Borneo FC Resmi Ikuti ASEAN Club Championship
Olahraga
8 jam yang lalu
PSM Makassar dan Borneo FC Resmi Ikuti ASEAN Club Championship
3
Haris Muhammadun Mantap Melaju Sebagai Wakil Wali Kota Tangerang
Pemerintahan
7 jam yang lalu
Haris Muhammadun Mantap Melaju Sebagai Wakil Wali Kota Tangerang
4
Indonesia Gagal Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris, Shin Tae-yong Kena Kartu Merah
Olahraga
4 jam yang lalu
Indonesia Gagal Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris, Shin Tae-yong Kena Kartu Merah
5
Gagal ke Olimpiade 2024 Paris, Iwan Bule Tetap Apresiasi Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
3 jam yang lalu
Gagal ke Olimpiade 2024 Paris, Iwan Bule Tetap Apresiasi Perjuangan Garuda Muda
6
Erick Thohir, Terima Kasih Garuda Muda,Terima Kasih Indonesia
Olahraga
3 jam yang lalu
Erick Thohir, Terima Kasih Garuda Muda,Terima Kasih Indonesia
Home  /  Berita  /  DKI Jakarta

Penangkapan Gembong Teroris Santoso Disebut Sebagai Awal Gemilang Kapolri Jenderal Tito

Penangkapan Gembong Teroris Santoso Disebut Sebagai Awal Gemilang Kapolri Jenderal Tito
Gembong teror Santoso. (istimewa)
Selasa, 19 Juli 2016 13:54 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Kabar penangkapan gembong teroris Santoso oleh tim BNPT, dianggap sebagai prestasi Polri yang gemilang diawal masa kepemimpinan Jenderal Tito Karnavian.

Meskipun rencana penangkapan tersebut tidaklah mudah dan instan. Bahkan sejak Tito menjadi Kepala BNPT juga sudah dilakukan beberapa strategi penangkapan Santoso dan kawan-kawan.

Beberapa pertanyaan juga muncul, apakah penangkapan Santoso ini juga bentuk pencitraan Jenderal Tito? Kenapa baru sekarang bisa ditangkap, padahal sebelumnya Polri juga mengklaim gembong teror tersebut sudah terkepung sejak 5 bulan yang lalu.

Menanggapi isu tersebut, Anggota DPR RI Arteria Dahlan kepada GoNews.co menjelaskan, bahwa penangkapan Santoso adalah hasil kerja keras tim dari mulai BIN, TNI dan Polri.

"Ini kan bukan aksi satu hari, tapi merupakan rangkaian kegiatan yang terstruktur, sistematis dan masif. Sudah sejak lama bahkan saat Pak Tito menjabat kepala BNPT. Saya ingat sekali saat Pak Tito menyatakan bahwa dia sudah punya strategi untuk menangkap Santoso, mulai dari identifikasi lokasi, memutus supply logistik sampai dengan pemahaman pak Tito pada suasana kebatinan masyarakat setempat," ujarnya, Selasa (19/07/2016) siang.

Menurutnya, Tito juga sangat jeli dan teliti, mengingat target berada di wilayah pasca konflik, sehingga perlu dilakukan rekayasa sosial dalam bentuk pendekatan ekonomi.

"Mereka (BNPT), sudah mengerjakan semua dan sudah membuahkan hasil. Jadi menurut saya, penangkapan Santoso ini tetap keberhasilan Pak Tito saat bertugas atau dalam membawahi BNPT," ujarnya.

"Saya pikir Pak Jokowi sangat sensitiv, beliau sangat peka dan beliau adalah pemerhati yang baik dan bijak. Ditengah polemik reshuffle, beliau tetap tenang. Tapi untuk Polri beliau lakukan terobosan, diluar fatsun dan diluar ritual Polri itu sendiri. Tentu harus kita hormati dan ternyata penuh dengan kalkulasi," timpalnya.

Menurutnya, Tito adalah pilihan terbaik. "Saya pernah berinteraksi sesaat saja dengan beliau, karena Komisi saya urusannya dengan menpan saat demo honorer. Tapi Pak Tito turun langsung ke lapangan, beliau mau mendengar, dan setelah tahu kondisi obyekyif baru beliau bersikap. Bahkan beliau mengawal sampai ke RDP Menpan dengan DPR RI, menonton di tribun atas sebagaimana layaknya orang biasa dan tidak minta perlakuan khusus. Dari hal yg sederhana itu saya bersimpati dengan beliau, harapanya ya, Polri benar-benar berubah lebih baik," pungkasnya. (***)

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/