Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
14 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
2
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
DPD RI
12 jam yang lalu
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
3
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
Pemerintahan
12 jam yang lalu
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
4
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Olahraga
14 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
5
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Olahraga
13 jam yang lalu
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
6
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
Olahraga
13 jam yang lalu
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Sebelum 2019, Kementerian BUMN Sudah tak Ada

Sebelum 2019, Kementerian BUMN Sudah tak Ada
Kamis, 23 Juni 2016 01:34 WIB
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, terus mempercepat realisasi holding perusahaan pelat merah. Bahkan selain pembentukan, dirinya punya misi besar 'menghilangkan' kementerian yang dipimpinnya, kemudian diubah menjadi super holding yang membawahi seluruh holding BUMN.

"Saya menteri satu-satunya yang menargetkan hilangkan kementerian. Sebelum akhir 2019 transformasikan jadi super holding, nggak lagi jadi kementerian," kata Rini di acara buka bersama Menteri BUMN dan Pemred di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (22/6/2016).

Arah pembentukan holding tersebut, jelas Rini, hampir menyerupai dengan super holding milik Malaysia, Khazanah atau Singapura, Temasek. Di mana semua pengelolaannya dilakukan oleh kalangan profesional, bukan lagi PNS di bawah kementerian.

"Kalau Temasek murni full komersial, kalau Khazanah masih ada program untuk kepentingan masyarakat. Jadi nanti holding company ada di situ full. Kalau sekarang deputi rasanya kurang kuat, maunya profesional, bukan PNS," ujar mantan Presiden Direktur Astra International ini.

Diungkapkan Rini, sebelum merealisasikan super holding tersebut, dirinya kini berfokus merampungkan pembentukan 5 holding BUMN yang sudah direncanakan.

"Ada 5 perusahaan holding yakni keuangan, infrastruktur, pertambangan, energi, dan satu lagi holding perumahan. Tujuan holding supaya bisa tumbuh lebih cepat, dengan holding bisa cari pendanaan yang lebih luas," ungkapnya. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:detik.com
Kategori:GoNews Group, Ekonomi, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/