Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
Olahraga
22 jam yang lalu
Aditya Bagus Arfan Tuntaskan Misi di Pertamina Indonesian Grand Master Tournament 2024
2
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
Umum
18 jam yang lalu
Digosipkan Pacari Putri Zulkifli Hasan, Venna Melinda Dukung Verrel Bramasta
3
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
Umum
18 jam yang lalu
Tom Holland dan Zendaya Rahasiakan Persiapkan Pernikahan
4
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
Pemerintahan
21 jam yang lalu
Kadis Nakertransgi: Pemprov DKI Berkomitmen Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja
5
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor 'Temurun' Jadi Ajang Fun Run
Umum
18 jam yang lalu
Prilly Latuconsina Bikin Film Horor Temurun Jadi Ajang Fun Run
6
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
3 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Jelang Salat Jumat, Belasan Pedagang Sandangpangan Selatpanjang Curhat ke Dewan

Jelang Salat Jumat, Belasan Pedagang Sandangpangan Selatpanjang Curhat ke Dewan
Hearing antara pedagang Pasar Sandangpangan Selatpanjang dengan pihak legislatif, Jumat (3/6/2016)
Jum'at, 03 Juni 2016 13:28 WIB
Penulis: Safrizal
SELATPANJANG - Belasan pedagang Sandangpangan Selatpanjang, Kepulauan Meranti, Riau, Jumat (3/6/2016), mendatangi kantor DPRD Jalan Dorak. Mereka mengadu tentang keberadaan bazar ramadan yang dikhawatirkan bisa melumpuhkan pendapatan.

Pantauan GoRiau, belasan pedagang Sandangpangan ini disambut ramah Ketua Komisi B DPRD Kepulauan Meranti Dedi Putra SHi, Anggota Komisi B Tufiek, Sekretaris Komisi A Edi Masyhudi SPdi, Anggota Komisi A H Nursalim, dan Ketua Komisi C Ardiansyah SH MSi.

Menurut salah seorang pedang Sandangpangan, Azrul, mereka merasa keberatan dengan adanya bazar ramadan yang pedagangnya merupakan pedagang dari luar daerah Meranti. Sementara, peluang mereka untuk mendapatkan keuntungan sedikit lebih ketika memasuki Bulan Ramadan. Jadi, dengan adanya pedagang dari luar itu, mereka khawatir masyarakat lebih memilih belanja ke Bazar Ramadan.

"Sama-sama tahu, saat ini jual beli itu sangat susah. Pendapatan lebih betul-betul diharapkan saat memasuki Bulan Puasa ini. Sedangkan satu bazar saja kami sudah kewalahan, apalagi banyak," ungkap Azrul.

Dikeluhkan Azrul lagi, setiap tahun mereka yang merupakan penduduk asli Meranti itu membayar retribusi ke daerah. Sementara pedagang dadakan di Bazar Ramadan yang rata-rata dari luar itu tidak jelas seperti apa retribusinya ke daerah.

"Tolonglah kami yang setiap tahun membayar retribusi ini. Harapan kami akan mendapatkan rezeki lebih ketika memasuki Bulan Ramadan," kata Azrul lagi.

Ditambahkan Elmida yang juga pedagang di Sandangpangan, mereka berharap Bazar Ramadan itu ditiadakan saja. Sebab, kalau keuntungan didapatkan oleh pedagang di Bazar Ramadan, tentu uangnya dibawa kembali ke daerah (pedagang) masing-masing. "Kalau kami, keuntungan sebagian besar dibelanjakan di Meranti juga. Tapi kalau pedagang dari luar, tentu akan dibawa ke daerah mereka masing-masing," ujar Elmida pula.

Mendengar keluhan dari pedagang Sandangpangan, Dedi Putra yang sebelumnya memimpin hearing menyimpulkan apa yang disampaikan pedagang, meminta anggota lain memberi tanggapan.

Atas keluhan tersebut, Edi Masyhudi mengaku tak bisa langsung memutuskan. Mereka akan terlebih dahulu membicarakan hal ini ke Komisi C, pimpinan DPRD, dan pemerintah. Tanggapan sama juga disampaikan H Nursalim waktu itu.

Setelah Ketua Komisi C Ardiansyah mengkonfirmasi ke Dinas Pasar tentang Bazar Ramadan itu, mereka membuat kesepakatan tentang solusi yang terbaik. Sebab, hingga Jumat itu, bazar ramadan sudah mendapatkan izin dari kelurahan dan kecamatan, serta izin keramaian.

"Ada tiga solusi terkait Bazar Ramadan ini. Yang pertama pedagang Bazar Ramadan berjualan di Sandangpangan lantai II, atau lokasi bazar dibuat jauh dari kota, atau pemberlakuan jam buka untuk berjualan," ujar Ardiansyah.

"Betul, sepertinya pemberlakuan jam buka pasar itu perlu ada kesepakatan," tambah Taufiek pula.

Pihak legislatif berjanji secepatnya akan membicarakan masalah keluhan pedagang Sandangpangan ini ke pihak-pihak terkait. Guna mencari solusi agar antara pedagang Sandangpangan dan pedagang di Bazar Ramadan tidak ada yang merasa dirugikan.

Kemudian, sekitar pukul 11.45 WIB, hearing antara legislatif dengan pedagang Sandangpangan Selatpanjang ditutup. ***

Kategori:Ekonomi
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/