Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
13 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
15 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
12 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
12 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
12 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
13 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Lapiak Pandan, Secuil Legenda dari Paninggahan Solok Terkenal Hingga Mancanegara

Lapiak Pandan, Secuil Legenda dari Paninggahan Solok Terkenal Hingga Mancanegara
Lapiak pandan Paninggahan dibawa seorang perempuan.
Sabtu, 12 Maret 2016 13:59 WIB
Penulis: Z Dt Moentjak

SOLOK - Ditengah kemajuan teknologi dengan beragam bahan peralatan rumah tangga, Lapiak Pandan Paninggahan tetap menjadi legenda seperti legendanya Mak Itam yang dulu mengepulkan asapnya di tepian Danau Singkarak, Kabupaten Solok.

Lapiak Pandan adalah satu kerajinan khas produk nagari Paninggahan pernah memiliki nama besar di Sumatera Barat hingga ke Mancanegara terutama negara Serumpun Malaysia dengan beragam motif dan warna yang membuatnya memiliki Identitas sebagai produk kebanggaan rang Subarang Danau.

Adalah Diny Islami Sari, putri asli Paninggahan yang tengah menempuh pendidikan Pasca Sarjana di UNP ini menyampaikan rasa prihatinya terhadap kondisi ini. Dalam era yang serba canggih ini pengrajin Lapiak Pandan berupaya bertahan melawan tikar plastik dan karpet karet dengan beragam corak kartun kegemaran anak-anak.

Kepada GoSumbar, Sabtu (12/3/2016), Diny mengungkapkan selain susahnya pemasaran, pengrajin yang masih menggeluti usaha ini juga sudah lansia, yang jika tidak ada oenwrusnya dikhawatirkan usaha Lapiak Pandan akan jadi kenangan.

Saat ini beberapa pengrajin di Jorong Koto Baru Tambak masih bertahan dengan pemasaran hanya melalui Pakan Kamih atau Pasar Paninggahan sesekali juga masuk ke Pasar Solok. Ada juga satu dua yang dibawa keluar daerah oleh perantau Paninggahan namun belum signifikan membantu pemasaran usaha tradisional ini.

Diny juga menambahkan semua proses pembuatan Lapiak Pandan masih tradisional mulai dari mengambil Pandan mengwringkan hingga pewarnaan. Proses penganyaman dengan pola motif dan warna mengandalkan felling dan pengalaman pengrajin.

Sebagai generasi muda Paninggahan, Diny pernah mencoba membantu pemasaran hingga ke Malaysia dengan kenalan dari negeri Jiran tersebut, namun besarnya biaya pengiriman membuat harga jual melambung sehingga menjadi kendala lagi ditambah pesatnya persaingan produk sejenis dari Sumatera Utara. Tapi kalau proses pengiriman dilakukan secara kontinu dan prfesiinal barangkali buaya juga bisa ditekan.

Soal mutu konsumen di Malaysia mengakui kalau Lapiak Pandan Paninggahan berkualitas dengan corak memiliki ciri khas serta kualitas yang baik.

Melalui GoSumbar, Diny mewakili pengrajin Lapiak Pandan berharap asanya perhatian dan bantuan pemasaran dari Pemerintah dan penggiat UKM bagi kerajinan tangan ini agar Lapiak Pandan tetap lestari dan terus bertahan. (***)

Editor:Calva
Kategori:GoNews Group, Ekonomi
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/