Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
20 jam yang lalu
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
2
Sejarah Baru Perjalanan Sepakbola Indonesia Diawali Keputusan Iwan Bule Pilih Shin Tae-yong
Olahraga
20 jam yang lalu
Sejarah Baru Perjalanan Sepakbola Indonesia Diawali Keputusan Iwan Bule Pilih Shin Tae-yong
3
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
7 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
4
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
7 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
5
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
5 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
6
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
5 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Home  /  Berita  /  Riau

Sebut Demokrasi Tanpa Idealisme Adalah 'Demokrasi Ala Melayu', LAMR: Effendi Simbolon Lecehkan Budaya Melayu

Sebut Demokrasi Tanpa Idealisme Adalah Demokrasi Ala Melayu, LAMR: Effendi Simbolon Lecehkan Budaya Melayu
Al azhar
Kamis, 11 Februari 2016 21:20 WIB
PEKANBARU - Pernyataan Effendi Simbolon, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP yang mengatakan bahwa demokrasi tanpa idealisme adalah ''demokrasi ala Melayu'' meresahkan banyak pihak di Riau, terutama di kalangan orang-orang Melayu.

''Pernyataan yang dimuat di salah satu media online itu melecehkan budaya Melayu,'' kata budayawan Riau Al Azhar yang juga adalah Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR).

''Mengaitkan hal-hal negatif dengan etnik tertentu (stigma etnisitas) adalah salah satu cara kolonial untuk memecah-belah dan menciptakan konflik di Nusantara ini,'' lanjut Al azhar.

Dalam konteks masa kini, menurut Al azhar, pernyataan Effendi Simbolon itu jelas bermuatan SARA. Oleh karena itu, Al azhar berharap Effendi Simbolon hanya salah-ucap, dan segera minta maaf secara terbuka, bukan hanya kepada orang Melayu, tapi juga kepada semua komponen bangsa di Indonesia ini.

''Namun, bila ucapan itu lahir dari anggapan laten yang tertanam di benaknya, maka Efendi Simbolon patut dianggap sebagai musuh yang harus disingkirkan demi keutuhan bangsa,'' tambah Al azhar.

Mahasiswa Pelalawan Datangi LAMR

Reaksi-reaksi keras terhadap pernyataan Effendi Simbolon tersebut mulai marak di Riau dan Kepulauan Riau. Kamis petang, 11 Februari 2016, belasan wakil mahasiswa asal Pelalawan, Provinsi Riau mendatangi LAMR untuk menyampaikan perasaan terhina mereka.

Dipimpin oleh Fikra, yang juga adalah Presiden Mahasiswa Universitas Islam Riau, mereka menyatakan akan melakukan semua cara sampai Efendi Simbolon menarik ucapannya yang menghina etnik Melayu itu, dan meminta maaf secara terbuka menurut adat-budaya Melayu Riau.

Dalam kunjungan itu mereka juga menyampaikan harapan LAMR mendukung mereka. Al azhar dan beberapa pengurus LAMR yang hadir dalam pertemuan itu memberikan apresiasi dan menyatakan mendukung setiap upaya yang dilakukan anak-anak watan untuk membela marwah, harkat, dan martabat Melayu.

Ketua Umum DPH LAMR sendiri menyatakan akan mengajak pengurus untuk melakukan musyawarah menyikapi pernyataan Efendi Simbolon tersebut. ''Insya Allah, besok (Jumat 12 Februari) kita akan membahas isu ini. Yang pasti, secara pribadi saya terhina, dan kepedihan perasaan terhina ini akan saya bawa ke musyawarah lembaga ini, besok,'' pungkas Al azhar. (rls)

Editor:Hermanto Ansam
Kategori:Umum, Riau
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/